Khutbah Jum'at : Keistimewaan Bulan Rajab
Keistimewaan Bulan Rajab
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ، اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،
إِنَّ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِِٔينَ مَنۡ
ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ
عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٦٢
Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah
Mari kita selalu
meningkatkan takqwa kepada Allah SWT Karena ketaqwaan adalah pangkal dari segala sikap dan
keputusan kita menghadapi problematika dunia, takwa dalam arti
sebenarnya yakni senantiasa kita bertambah percaya, yakin
dan mentaati perintah-perintah Allah SWT serta secepat mungkin, sejauh mungkin
menghindari larangan-larangan Allah SWT.
.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah !
Tak terasa kita kembali memasuki bulan Rajab.
Entah karena kesibukan atau waktu kita yang kurang berkah, perjalanan hidup
serasa semakin cepat. Tiba-tiba saja kita bertambah tua. Tiba-tiba saja kita
menapaki kembali bulan Rajab. Tiba-tiba saja kita akan menghadapi bulan Sya’ban
lalu bulan suci Ramadlan. Sejatinya, tidak ada istilah “tiba-tiba”, karena
waktu berjalan linier seperti lazimnya, kecuali timbul dari perasaan pribadi
lantaran sikap abai alias tidak peduli.
Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab" merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau menetes”. Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.
Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab" merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau menetes”. Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.
Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan
“Al-Ashamm” (الأصم) atau “yang tuli”, karena tidak terdengar gemerincing
senjata pasukan perang pada bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah
“Rajam” (رجم) yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan
pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para
wali dan orang-orang saleh.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah !
marilah kita pergunakan dibulan Haram ini yaitu bulan
Rajab, Hendaknya kita gunakan kesempatan yang
sangat baik di bulan Rajab ini, jangan kita sia-siakan begitu saja, karena pada
bulan itu Allah akan mencurahkan rahmatNya kepada orang-orang yang bertaubat,
dan mencatat segala amal kebaikan mereka sebagai amal shalih serta melipat
gandakan pahala bagi orang-orang yang mau beramal pada bulan itu. Bulan rajab
benar-benar dilingkupi oleh nuansa kedamaian.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah ……
Inilah bulan yang Nabi SAW
khusus bersabda mengenainya : “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah
bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”.
إِنَّ
عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ
يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ
ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ
٣٦
36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua
belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka
janganlah kamu menganiaya diri [641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan
perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu
semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa ( At Taubah : 36)
Abu Abdillah Al-Hafizh dengan
bersumber dari Aisyah ra, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya
bulan Rajab adalah bulan Allah. Bulan itu disebut juga dengan bulan Al-Ashamm.
Dulu orang-orang Jahiliyah jika sudah mulai memasuki bulan Rajab, maka mereka
mengistirahatkan secara total pedang mereka, sehingga masyarakat akan sedikit
merasa aman dan jalan-jalan yang biasa dilalui akan terhindar dari gangguan
yang mengancam. Mereka tidak akan merasa takut antara yang satu dengan yang
lain sampai bulan itu benar-benar berlalu”.
Dari riwayat tersebut di atas
dapat diketahui mengenai keutamaan bulan Rajab yang telah dilakukan orang-orang
sejak zaman jahiliyah. Mereka sengaja meninggalkan aktivitas maupun pekerjaan
sehari-hari mereka demi menyambut bulan Rajab itu sendiri. Bahkan ketika mereka
mengadakan peperangan, mereka akan menghentikan sejenak peperangan tersebut
sampai bulan Rajab berlalu. Mereka memperlakukan bulan Rajab secara khusus dan
menghormati bulan tersebut dengan nuansa yang penuh dengan kedamaian.
Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah
Mengapa bulan sesudah
berlalunya bulan Jumadil Akhir ini, dinamakan bulan Rajab?. Ternyata dalam
sebuah riwayat dikatakan, bahwa sesungguhnya ‘Rajab’ itu pada awalnya adalah
nama sebuah sungai yang airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis daripada
madu dan lebih dingin dari pada es. Air sungai ini hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang berpuasa pada bulan ini.
Sebagaimana yang telah
dikabarkan oleh Abu Al-Husain bin Bisyran yang bersumber dari Anas bin Malik,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga
terdapat sebuah sungai yang diberi nama Rajab. Air sungai itu lebih putih dari
pada air susu dan lebih manis dari pada madu. Barangsiapa pernah berpuasa
sehari saja pada bulan Rajab, maka Allah akan memberinya minum dari air sungai
tersebut”.
Ad-Dailami meriwayatkan dari
Aisyah ra, bahwa Aisyah berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Allah
benar-benar melimpahkan kebaikan dalam empat malam, yaitu malam hari Raya Adha,
malam hari Raya Fitri, malam Nisfih Sya’ban dan malam pertama bulan
Rajab”.
Telah diriwayatkan : “Apabila
datang sepertiga malam hari Jum’at pertama di bulan Rajab, tidaklah menetap
seorang Malaikat pun kecuali dia akan memintakan ampun untuk orang-orang yang
berpuasa di bulan Rajab”.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah ………..
Jika kita mengupas hingga
tuntas mengenai keutamaan Bulan Rajab ini, maka tak akan ada habisnya. Namun di
antara sekian banyak keutamaan yang ada di tengah-tengah bulan Rajab ini, ada
satu peristiwa spektakuler yang kemudian menjadi tonggak utama kelurusan akhlak
umat Islam. Yakni Shalat. Karena shalat adalah pencegah perbuatan yang keji dan
munkar. Dan seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa perintah untuk
mendirikan shalat pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW adalah di bulan
Rajab. Yakni pada peristiwa Isra’ Mi’raj, yang terjadi pada hari ke-27 bulan
Rajab.
Saat memasuki bulan Rajab ini
Nabi SAW mengajarkan kita untuk melantunkan do’a:
اللهم بارك لنا
فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان
Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa
ballighna Ramadhana.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى
الْقُرْءَانِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Comments
Post a Comment