Metode Teknologi Pendidikan



PENJELASAN
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1.      PENJELASAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
Dalam metode pembelajaran yang kami gunakan adalah metode : Drill, Imla’, Demonstrasi dan Praktik. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a.       Metode Drill
Karena dengan metode ini siswa dilatih bagaimana cara tata urutan dan bacaan shalat yang benar. Dengan cara memberikan latihan-latihan tata cara shalat.
Juga karena metode latihan (drill) pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.[1]
b.      Metode Imla’
Kami gunakan metode imla’ sebagai salah satu strategi belajar mengajar dimana siswa didalam kelas diuji kemampuannya untuk menangkap dan menerima dengan baik dan benar tentang apa yang dikatakan atau yang didektekan oleh guru, baik dari segi tulisan atau ejaan. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan , ketepatan , kesempatan, dan keterampilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Kelebihan metode imla dari metode yang lain adalah[2] :
ü  untuk memperoleh kecakapan motoris ,seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat ( mesin, permainan dan atletik) , dan terampil menggunakan peralatan olah raga.
ü  Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlah pengurangan ,pembagian, tanda-tanda ( symbol), dan lainnya.
ü  Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan lain sebagainya.
c.       Metode Demonstrasi
Disamping dua metode diatas kami juga menggunaka demonstrasi untuk menambah daya ingat siswa melalui demonstrasi atau tayangan video yang diputar.
Metode demonstrasi itu sendiri adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenrnya ataupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan.  Dengan metode demonstrasi proses penerimaan, siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan secara langsung.[3]
d.      Metode Praktik
Metode terakhir yang kami gunakan adalah metode praktik. Metode praktik dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seraya diperagakan dengan harapan anak didik menjadi jelas dan gamblang sekaligus dapat mempraktikan materi yang dimaksud. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman praktis wawasan anak menjadi luas dan terbuka.[4] Dengan memparktikkan siswa dapat lebih jelas memeragakan ataupun melaksanakan shalat sesuai dengan tata cara dan bacaan-bacaannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      PENJELASAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A.    KEGIATAN PENDAHULUAN
1.      Diawali dengan salam, menyapa siswa dan berdoa
Kami mengawali mata pelajaran ini dengan didahului salam karena salam merupakan doa. Disamping itu Ucapan salam termasuk ucapan yang berberkah, dan di antara keberkahannya adalah jika dia didengar maka hati orang yang mendengarnya akan dengan ikhlas segera menjawab dan mendatangi orang yang mengucapkannya. (Al-Fath: 11/18) Bahkan di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia mengucapkan salam kepada orang yang tidak dia kenal sebagaimana kepada orang yang dia kenal.
Para ulama menyatakan bahwa hukum memulai mengucapkan salam kepada orang lain adalah sunnah sementara menjawabnya adalah fardhu kifayah. Maksudnya jika dia berada dalam sekelompok orang lantas ada seseorang atau lebih yang mengucapkan salam kepada mereka lalu sebagian di antara kelompok orang itu ada yang menjawab maka sudah gugur kewajiban dari yang lainnya. Adapun jika dia sendirian maka tentunya diwajibkan atas dirinya untuk menjawabnya.[5]
Selanjutnya setelah salam kami menyapa siswa dengan menanyakan bagaimana kabar/keadaan siswa pada hari itu. Karena dengan menanyakan kabar tersebut dimaksudkan siswa akan termotivasi dan merasa diperhatikan oleh guru. Disamping itu juga agar siswa termotivasi dan menambah semangat siswa dalam menerima materi pelajaran.
Setelah salam dan menyapa siswa kami melanjutkan dengan berdoa dengan ini dimaksudkan Untuk memberikan keteladanan dan suasana pendidikan yang kondusif.
Karena Doa layaknya sebuah mutiara yang terlupakan. Apabila kita gali manfaat doa, dan dengan penempatan yang tepat, ternyata hal ini memiliki kekuatan yang dapat memberikan dampak langsung dan memiliki nilai strategis dalam praktik pengajaran.
Doa merupakan refleksi akan ketergantungan manusia kepada Sang Pencipta. Adanya pengakuan terhadap Zat Yang Maha Kuasa ini memang tak dapat dimungkiri. Biasanya, pengakuan ini muncul ketika kita berada dalam keadaan ketidakberdayaan yang mendalam.
Intinya, doa merupakan instrumen agama yang mencerminkan aspek spiritual seseorang. Hal ini sesuai dengan salah satu tuntutan kompetensi, yakni kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
    Kedua, manusia secara utuh merupakan satu kesatuan yang integral antara dua unsur, yaitu jiwa (psiko) dan badan (somatic). Dalam istilah ilmu kejiwaan dikenal sebagai makhluk psikosomatik. Diperlukan perimbangan kestabilan antara unsur jiwa dan badan. Kebugaran jasmani dapat kita jaga dengan pola hidup teratur, olahraga, dan nutrisi yang baik. Adapun kesehatan jiwa dapat kita jaga dengan agama. Guru dihadapkan pada keadaan seperti dua sisi mata uang. Guru dituntut untuk senantiasa tampil prima sementara di sisi lain guru pun mengalami fluktuasi kondisi fisik dan psikis.
 Doa dapat mengurangi kekurangan gizi spiritual dan juga spiritual illness. Doa dapat menjadi penyembuh kegelisahan spiritual yang menghinggapi para guru. Jangan dilupakan para guru juga manusia, yang ada kalanya dihinggapi berbagai hal di atas. Doa diharapkan dapat meredusir kemungkinan terburuk ketika guru nantinya berada di dalam kelas.
Ketiga, momentum ketika para guru berdoa dipimpin kepala sekolah, misalnya, diharapkan mempererat ikatan emosional bukan saja antara guru dan Tuhannya, tapi juga antarsesama guru serta komponen sekolah lainnya. Mudah-mudahan hal ini jadi salah satu usaha konkret untuk merealisasikan Kota Bandung sebagai kota agamis.[6]
2.      Apersepsi
Mengapa kami menggunakan apersepsi dalam pendahuluan ? karena dalam apersepsi siswa diberikan pengalaman-pengalaman baru kemudian diasimilasikan dengan pengalaman-pengalaman masa lalu. Sesuai dengan arti dari apersepsi sendiri yaitu proses dimana pengalaman-pengalaman baru ditransformasikan oleh endapan pengalaman masa lalu individu pada bentuk baru secara keseluruhan.[7]
Adapun proses apersepsi itu sendiri dilaksanakan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang materi Sholat.
3.      Motivasi
Dalam kegiatan pendahuluan kami menggunakan motivasi sebab untuk Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa bahwa betapa pentingnya shalat.
Motivasi sendiri adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku, berpikir dan merasa seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberi kekuatan , diarahkan dan dipertahankan.[8]
Melalui kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap anak. Dengan demikian, melalui motivasi siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus dipahaminya.
4.      Guru mengajak Siswa mengingat kembali tentang shalat
Dilakukan dengan memberikan penguatan (reinforcement) baik verbal (dengan kata-kata atau kalimat) maupun nonverbal. Kegiatan ini dimaksudkan agar psikomotorik siswa berjalan dengan mengingat kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan siswa berupa shalat.
5.      Meminta siswa menyiapkan buku teks
Ini dimaksudkan supaya siswa selalu belajar melalui buku-buku yang telah disediakan oleh sekolah. Dengan buku ini siswa dapat memperoleh pengetahuan kognitif yang diharapkan.
B.     KEGIATAN INTI
1.      Guru meminta masing-masing siswa menonton video tentang Shalat
Pada kegiatan inti yang pertama kami menayangkan video berupa praktek tata cara sholat dan bacaan-bacaannya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengingat kembali kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh siswa melalui tayangan tentang shalat tersebut. Juga untuk mengajarkan siswa apakah dalam praktek shalat yang dilakukan siswa sehari-hari sudah sesuai dengan bacaan dan gerakkannya. Karena dengan melihat video tersebut dapat membangkitkan daya imajinasi siswa tentang shalat.
2.      Guru juga menyampaikan materi melalui buku bacaan fiqh
Setelah melihat tayangan video guru juga menyampaikan materi yang sedang diajarkan dengan menggunakan buku pegangan guru. Ini dimaksudkan sebagai penguat materi yang ditayangkan melalui video.
3.      Siswa memberi tanggapan terhadap Video tersebut (Eksplorasi).
Setelah melihat tayangan video pada pembelajaran juga setelah mendapatkan penjelasan dari guru maka siswa memberi tanggapan dari video tersebut. Kegiatan ini sering disebut kegiatan eksplorasi. Dalam KBBI, Eksplorasi diartikan sebagai:
1.      Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan:
2.      Kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru;
3.      Penyelidikan dan penjajakan daerah yangg diperkirakan mengandung mineral berharga dengan jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya;
Terkait dengan proses pembelajaran, kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang dilakukan siswa/peserta didik guna mendapatkan pengalaman baru di bawah bimbingan guru.[9]
4.      Guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan hasil temuannya tersebut.
Setelah memberi tanggapan terhapad tayangan video tentang shalat siswa diminta untuk memberikan penjelasan apakah ada temuan-temuan yang tidak sesuai antara materi yang disampaikan guru dengan video yang ditayangkan tadi serta dalam praktek sehari-hari.
Ini dimaksdukan agar siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema Materi yang sedang dipelajari juga agar terjadi interaksi antarpeserta didik serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. disamping itu Melibatkan siswa secara aktif dalam se­tiap kegiatan pembelajaran.[10]
5.      Guru melakukan tanya jawab tentang shalat
Setelah siswa menaggapi materi melalui tayangan video dan penjelasan guru, maka kegiatan yang selanjutnya yang kami adakan yaitu kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang keselarasan bacaan dan gerakan shalat. Ini dimaksudkan agar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas untuk menguasai suatu kompetensi materi dapat secara tekun dan cermat di bawah bimbingan guru. Juga agar siswa diberi kesempatan untuk berpikir, menga­nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Kegiatan ini masuk dalam kegiatan elaborasi.
6.      Guru menggali pengalaman siswa melalui bacaan yang ada pada video
Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dengan murid, kegiatan selanjutnya yaitu guru menyuruh siswa menggali pengalaman melalui tayangan video yang disampaikan.
Kegiatan ini damksudkan untuk menggali potensi siswa melalui daya afektif dan psikomotorik siswa. Apakah siswa telah melaksanakan kegiatan shalat dalam kehidupan sehari-harinya.
7.      Siswa secara acak ditunjuk untuk mempraktikan gerakan dan bacaan shalat secara benar (Elaborasi)
Setelah menggali pengalaman siswa, kemudian kami melakukan praktik gerakkan dan bacaan shalat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali daya ingat siswa apakah sudah memahami dan menguasai materi yang telah diajarkan. Juga sebagai pengalaman siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per­caya diri pada siswa.
C.     KEGIATAN PENUTUP
1.      Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan materi tentang shalat.
Dalam kegiatan penutup ini kami awali dengan memberikan penguatan dan menyimpulkan materi tentang shalat. Ini dimaksudkan dalam rangka penegasan, pengesahan, atau pembenaran hasil eksplorasi dan elaborasi.
2.      Siswa menyalin kesimpulan kedalam buku catatan
Setelah memberikan penguatan kami melanjutkan dengan menyuruh siswa untuk menyalin kesimpulan tentang materi yang disampaikan pada hari ini kedalam buku catatannya masing-masing.
Kegiatan ini diamksudkan agar dalam siswa dalam belajar dapat membaca melalui buku catatan miliknya. Sehingga tidak terpaku pada buku mata pelajaran yang ada, karena ada temuan-temuan yang telah dibahas olehnya.
3.      Guru memberikan reward kepada siswa yang benar dalam melakukan praktik gerakan dan bacaan shalat.
Kegiatan terakhir adalah pemberian reward atau penghargaan kepada siswa yang benar dalam melakukan tugasnya. Penghargaan ini dapat berupa pemberian nilai atau penambahan nilai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memacu motivasi siswa dalam belajar sehingga dalam menerima materi pelajaran siswa akan bersemangat.
3.      PENJELASAN PENGGUNAAN MEDIA
A.    Penggunaan Media Buku Ajar
Buku Fiqh untuk Kelas 2 MI, Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fiqh 2, Solo :
      PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008
Alasan Pemilihan Buku
      Buku Pengantar Fiqih 2 Karya Anis Tanwir Hadi yang di terbitkan PT Tiga Serangkai dilengkapi beberapa suplemen siswa yang variatif untuk meningkatkan imajinasi dan kreatifitas siswa sehingga dapat melatih aspek afektif dan psikomotorik siswa disamping kognitifnya.
      Dengan bahasa yang sederhana, komunikatif dan penyajian yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, buku ini dapat menjadi media belajar yang mudah untuk mengembangkan daya, cipta, rasa dan nalar sesuai kemampuan siswa.
B.     Penggunaan Media Video Youtube
Kami menggunakan video tersebut dengan alasan bahwa video yang kami tayangkan sesuia dengan porsi bagi siswa-siswi kelas dua Madrasah Ibtidaiyah. Dalam video tersebut menggunakan animasi yang mana bisa membuat senang siswa dan tidak membikin jenuh, disamping itu video youtube tersebut dilengkapi dengan teks bacaan berbahasa arab yang sesuai dengan bacaan-bacaan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan media video tersebut ada beberapa keuntungan diantaranya Keuntungannya[11] :
1.      Film dapat menggambarkan suatu proses
2.      Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu
3.      Penggambaranya bersifat 3 dimensional
4.      Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni
5.      Dapat menggambarkan teori sains dan animasi
C.     Penggunaan Media Lembar Kerja Siswa
Disamping dua media diatas kami juga menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS). Agar memudahkan siswa dalam belajar.
LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar, 1993 : 78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.[12]
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
Dalam lembar kerja siswa (LKS) siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. [13]
Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran”.[14]
4.      penilaian/Evaluasi
Bentuk penilaian yang kami gunakan adalah dengan melibatkan bentuk penilaian afektif, psikomotorik juga kognitif siswa.
Evaluasi itu sendiri berarti suatu tindakan yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.[15]
Adapun maksud diadakannya evaluasi adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran. Adapun tujuannya adalah[16]:
a.       Mendiagnosa siswa
b.      Menilai kemampuan siswa (ketrampilan pengetahuan atau pemahaman)
c.       Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
d.      Menyelesaikan kemampuan siswa
5.      KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
Adapun karakter siswa yang diharapkan melalui materi tengan keselarasan gerakan dan bacaan shalat adalah sebagai berikut[17] :
a.       Cinta Ilmu
Yaitu dengan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
b.      Religius
Yaitu diharapkan agar siswa selalu mentaati perintah Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala Larangan-Nya. Dengan cara selalu melaksanakan shalat. Sikap religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamanya.
c.       Jujur
Yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaannya. Melalui sikap ini siswa akan selalu jujur dalam bertindak dan melaksanakan kegiatan shalat dalam kegiatan sehari-hari.
d.      Disiplin
Yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Siswa diharapkan agar selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Tanggung Jawab
Yaitu Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam karakter ini siswa diharapkan agar selalu berani dan patuh untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Allah yang diciptakan untuk beribadah, salah satunya dengan melaksanakan shalat setiap hari.
f.       Ingin Tahu
Yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
Sikap ini diharapkan agar siswa selalu membaca dan mencari ilmu sehingga akan terus memperoleh pengetahuan yang digalinya.































DAFTAR PUSTAKA



Asnawir, Prof. Dr. H. dan Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, 2002
Djamarah, Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996
http://al-atsariyyah.com/keutamaan-mengucapkan-salam.html Download pada tanggal 27 Desember 2012
http://heruexa.blogspot.com/2009/06/metode-imla-dikte.html Download pada tanggal 27 Desember 2012
http://pustaka.ut.ac.id. Download pada tanggal 27 Desember 2012
http://www.sarjanaku.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html. Download pada tanggal 27 Desember 2012
http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files. Download pada hari Senin, 07 Januari 2013
Karmiati, Diah dan Cahyaning Suryaningrum, Pengantar Psikologi Proyektif, Malang : UMM Press, 2008
King, Laura A., Psikologi Umum, Jakarta : Salemba Humanika, 2010
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005
Mustaqim, Zainal, Strategi Dan Metode Pembelajaran, Pekalongan : STAIN Press, 2011
Sabri, H. Ahmad, , Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Ciputat Press, 2005


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Mantiq : Ta'rif

Shalawat Teks

Khutbah Jum'at : Keistimewaan Bulan Rajab